
NMAA News – Founder House of Volkswagen Sentul (HoV’S), R. Adi Yunadi Endjun selain mengoleksi puluhan Volkswagen klasik dari berbagai model, juga dulunya merupakan salah satu tokoh inisiator balap lintasan lurus atau Drag Race di era 1990-an. Dengan antusiasme tinggi yang nyaris tidak ada yang melakukannya saat itu, Adi Ndjun optimis membawa ajang drag race ke Tanah Air.
Dengan hobi VW-nya, Adi melakukan langkah inovasi dan respeknya terhadap dunia balap yang membuat berbagai VW klasik mendominasi berbagai ajang drag race di Tanah Air pada era 1990an hingga tahun 2000-an. Sejarah yang pernah tercipta itulah yang menurut Adi, harus tetap dijaga marwahnya agar tidak melupakan sejarah yang ada.
Untuk menjaga marwah balap lintasan lurus tersebut, ditambah ingin menorehkan memori indah dalam kumpulan koleksi di HOV’S, yang akhirnya membuat Adi memutuskan membuat sebuah mobil balap drag yang berbasis VW Beetle lansiran 1962.
Rencana ini akhirnya direalisasikan dengan mengajak pihak lain dalam merakit dan membangun VW Beetle drag sesuai ekspektasinya, “Mobil ini selain menjadi memori kiprah saya di drag race dulu kala, juga menjadi salah satu ikon modifikasi dari VW klasik yang saya koleksi di HOV’S,” tutur Adi yang juga Ketua Umum Volkswagen Beetle Club (VBC) dan juga anggota Volkswagen Van Club (VVC) ini.
Baginya, membangun VW drag ini bukan sekadar untuk dipajang, melainkan bisa tangguh di lintasan balap sesungguhnya. “VW drag ini nantinya akan saya kemudikan langsung di tiap seri drag race yang ada. Pastinya akan mengusung bendera JS Speed dan HOV’S,” sebut Adi.
Sebagai salah satu ikon koleksi HOV’S, Adi membangun Kodok drag-nya ini juga seklimis mungkin. Setidaknya, selain gahar di lintasan balap, juga mampu memikat saat diam di jajaran koleksi HOV’S atau saat tampil di pameran nantinya. Penampilan perdana Kodok drag ini terlihat saat ajang Beetle Battle pertengahan Desember 2023 lalu.
Nama ‘HerBoy’ yang disematkan pada Kodok drag ini menurut Adi, muncul dadakan saja lantaran asal mulanya Kodok tersebut berjubah desain Herbie 53 seperti yang banyak ditonton pada film Herbie. “Saat pertama didapat, Kodok Herbie ini beberapa bagian bodinya sudah rusak dan berkarat. HerBoy itu, plesetan panggilan dari Herbie,” senyum Adi.
Kendati demikian, Kodok Herbie ini sempat diikutkan dalam drag race dengan kondisi standar. Saat diputuskan untuk merestorasinya, Adi akhirnya memilih Kodok ini untuk dijadikan bahan utama mewujudkan obsesinya; menjadi sebuah VW Beetle andalan yang membawa bendera HOV’S dan JS Speed.
Konsekuensinya, Adi harus merelakan wajah standaran VW Beetle lansiran 1962 ini diubah menjadi mobil drag. Langkah yang dilakukan yakni, mengubah bodi, mesin, interior, hingga detail cat-nya yang dilengkapi berbagai aksesori dan komponen pendukung balap, agar sesuai kebutuhan dan tampilan layaknya mobil untuk aplikasi balap.
Kendati sempat terlantar akibat pemilihan komponen racing untuk mesin yang kurang pas, akhirnya Adi menyerahkan pengerjaan Kodok Drag ini ke Sieg Garage (SG) untuk pengerjaan total semua aspek. Yakni mencakup racikan mesin, setting suspensi, perangkat safety balap, hingga pilihan girboks.
“Pertama mobil ini datang, kondisinya cukup mengenaskan. Beberapa komponen racing yang dibeli akhirnya tidak terpakai karena tidak sesuai ekspektasi yang diinginkan om Adi. Mau tidak mau, kami harus susun lagi project plan-nya untuk detail komponen dibutuhkan plus komponen estimasi biayanya. Untuk pembeliannya, kami serahkan ke tim om Adi supaya fair. Jadi kami lebih fokus pada detail pengerjaannya,” jelas Didi Wiroto, selaku advisor SG yang juga spesialis juri kontes VW klasik ini.
Project plan restorasi-modifikasi (restomod) ini dibuat Sieg Garage untuk memberi gambaran ke Adi mengenai bagaimana performa si HerBoy nantinya di lintasan balap sesungguhnya. Jadi, spec detailnya harus jelas dulu. “Termasuk beberapa langkah peningkatan performa yang terus bisa ditambah atau dikembangkan untuk mencapai posisi waktu yang diinginkan. Jadi kita meracik secara bertahap agar efektif dan efisien sesuai keinginan om Adi,” tutur Andika Pratama, selaku project officer HerBoy.
Menurut Didi, Kodok drag ini awalnya hanya ingin dibuat untuk kelas single-barrel carb 1641cc. Namun, setelah didiskusikan lebih lanjut, tambah Didi, sayang kalau hanya dibuat seperti ini. Karena ubahannya terbatas dan mirip standar. “Jadinya nanggung. Sudah keluar biaya, performa terbatas. Dan pastinya tidak sesuai keinginan om Adi. Waktu yang bisa dicetak juga bakal mentok di situ aja. Akhirnya om Adi setuju untuk dimaksimalkan,” imbuh Didi.
Sebelum diambil alih timnya Adi, punggawa Sieg Garage sering kepentok pada masalah hasil dari pemesanan barang yang dilakukan pihak lain. “Barang yang datang tidak sesuai dengan keinginan kami selaku peraciknya. Jadi sering terjadi miss-communication dengan yang handle sebelumnya. Bisa saja dipaksakan, namun hasilnya mengecewakan, dan ini kami hindari karena akan membawa masalah di kaminya nanti,” beber Dika.
Untuk itulah, diakui oleh Didi, rata-rata konsumen Sieg Garage yang membangun mobilnya di sini yang mencari barangnya sendiri. “Kebanyakan orang yang membangun di sini itu beli barangnya sendiri setelah konsultasi sama kita. Jadi kami hanya yang memasang. Karena soal harga barang kan juga fluktuatif. Itu yang kita jaga karena kalau ada perubahan dan kita tidak antisipasi, jadinya bakal repot,” ujar Didi.
Untuk penggarapan HerBoy sendiri sempat beberapa kali menemui masalah saat yang mengurus mobil ini masih orang sebelumnya. Pasalnya, menurut Didi pihaknya sudah menentukan seperti ini barangnya berikut kode-kodenya, ternyata pas dibeli, barangnya lain dan tidak sesuai yang dikehendaki pihaknya. “Jadi lama pengerjaannya kadang terbentur persoalan seperti ini,” jelas Didi.
Memang, niat yang dikemukakan PIC HerBoy memang bagus, yakni dengan budget minim namun bisa turun balap. Namun hal ini tidak disepakati Sieg Garage. Pasalnya, untuk sebuah balap yang butuh performa tinggi, pastinya kualitas barang juga harus yang terbaik. “Kalaupun mau dipaksakan untuk dipasang, kami enggan karena bisa fatal di hasilnya dan di image kaminya.”
Akhirnya setelah problem pengadaan barang ini diambil alih timnya om Adi, berbagai persoalan berangsur tuntas. Terlebih setelah tim SG juga mengikuti rincian spek dan target yang diinginkan om Adi. Polanya masih sama, pembelian barang diserahkan ke tim om Adi.
“Intinya, apa yang diinginkan, pokoknya beli yang terbaik. Kami tinggal serahkan list barang berupa spek dan mereknya,” ujar Didi. Pihaknya tinggal menunjukkan pilihan barang yang mau dibeli, lalu diserahkan ke tim Adi untuk dibeli. “Jadi kami sama sekali tidak melaukan pembelian langsung, hanya pyur meraciknya saja,” imbuh Dika.
******
Sekarang, mari kita bahas detail spesifikasi teknis dari VW Beetle 1962 HerBoy Drag Race Edition ini. Pertama, mari bahas sektor mesinnya. HerBoy mengusung mesin dengan paduan krukas 86 Flange yang dipadu piston Mahle 94mm. Untuk camshaft, SG memilih produk Webcam yang terkenal padat membangkitkan lebih panjang kinerja katup.
Sementara paduan klep masuk-buang dipilih 48-33 mm yang digerakkan rocker stud ectra long CB Performance, pushrod tube Adjustable Pro Series CB Performance, dan rocker arm set dari Gene Berg.
Untuk meladeni tenaga bongsor yang diciptakan, SG memilih nyawa pengapian Delco 0010 buatan Bosch yang dipadu karburator 4-barrel 48 IDA agar suplai bahan bakar terjaga mumpuni di setiap putaran mesin. Tak lupa, sistem pembuangan knalpot mengambil produk 1 7/8 CB Performance.
Lontaran tenaga ke transmisi terjaga dengan optimal berkat aplikasi aluminium flywheel 200mm yang dipadu plat kopling Mc Leod. Untuk menambah pendinginan mesin air-cooled-nya, SG menyematkan paket Drag Race Cooling Fan produk Daytona. Transmisi sendiri merupakan hasil racikan SG yang difokuskan pada gear awal dengan perbandingan halus guna menghasilkan tarikan panjang saat start.
Di sektor interior HerBoy, SG menyematkan lingkar kemudi bikinan Sparco, quick shifter GeneBerg, switch box custom, tachometer Autometer tipe Pro-Comp Ultra Lite, Oil-pressure Autmeter tipe Phantom, bucket-seat Kirkey, seatbelt custom 4 titik JS Speed, dan rollcage 6-titik. Untuk meringankan beban, trim memakai bahan aluminium berikut sektor firewall-nya.
Untuk eksterior, kendati turun di kelas FFA nantinya, sosok HerBoy tidak banyak mengalami perubahan wujud aslinya. Untuk meringankan beban, kaca pintu kanan-kiri dan samping belakang menggunakan bahan polikarbonat yang ringan.
Di kaca samping belakang kanan-kiri, disematkan perangkat Nacaduct yang menampung udara luar dan mengalirkannya untuk membantu pendinginan mesin. Di sektor depan, bumper dilepas dan diganti T-Bars ala Cal-look. Tak lupa, di sisi kanan belakang atas fender, dipasang saklar cut-off yang mematikan sistem listrik mobil keseluruhan saat situasi darurat terjadi.
Untuk sektor kaki-kaki, penguatan suspensi untuk mengimbangi besarnya tenaga mesin dilakukan dengan pemasangan shockbreaker gas custom yang disesuai kontruksi suspensi bawaan VW. Lalu velg mengakomodir produk Mangle berukuran 15 inci yang dikombinasikan dengan ban produk Firestone tipe wide oval.
Spesifikasi:
Engine)
1. Crank /86 Flange
2. Piston 94 mahle
3. Cam shaft webcam
4. Valve 48-33 mm
5. Delco 0010 (bosch)
6. Carburator 48 IDA
7. Exhaust full system 1 7/8 CB Performance
8. Roker stud extra long CB Performance
9. Pushrod tube Adjustable Pro Series CB Performance
10. Flywheel 200mm
11. Clutch mc leod
12. almunium flywheel
13. Drag Race Cooling Fan Daytona
14. roker arm GB
(Gearbox)
– transmision by sieg garage
(Interior)
1. Steering wheel sparco
2. Shifter Geneberg
3. Switch box custom
4. Tachometer Autometer Pro-comp ultra lite
5. Oil plassure Autometer Phantom
6. Seat Kirkey
7. Seatbel custom JS speed
8. Rollcage 6 titik
9. Triming alumunium
10. Firewall alumunium
(Exterior)
1. Kaca pintu kanan kiri dan samping belakang menggunakan polikarbonat
2. Nacaduct
3. T Burs
4. Cut Off
(Suspension)
1. Shockbreaker custom
2. Velg Mangel R15
3. Tire Firestone Wide Oval
Meski begitu dalam kondisi EBAGAI IKON KOLEKSI inilah yang akhirnya membuahkan hasil kalau
Memori lama yang begitu berkesan bagi dirinya itu, ini mewujudkan kembali kenangan lamanya, ditambah dengan dukungan kematangan dan kemapanan yang dimilikinya, Adi Ndjun