HOVS – Sejak kelahiran perdananya, Volkswagen tipe van multifungsi yakni VW Type 2 atau sering disebut dengan Kombi, memang ditasbihkan mampu membawa penumpang banyak plus barang-barang. Karena itu, Type-2 pun lahir dalam berbagai varian. Versi Mikrobus, Kombi, Double Cabin, Single Cabin, Delivery Van (Panel), Highroof, hingga Deluxe dengan berbagai opsi aksesori asli bawaan pabrikan. Belum lagi edisi khusus untuk kebutuhan Damkar dan Ambulance.

Sebagai tipe terpopuler VW aircooled klasik setelah Type-1 atau Beetle, VW Kombi di Indonesia dulunya juga sukses dipasarkan dalam jumlah cukup besar. Mirip segmen van lainnya saat ini, konsumen VW Kombi di Indonesia saat itu datang terbesar dari banyak perusahaan dan sedikit dari kalangan pemakai pribadi.

Sejalan berkembangnya waktu, kebutuhan, trend, hingga hobi terhadap dunia otomotif, seperti saudaranya VW Beetle, akhirnya VW Kombi juga menjadi salah satu kendaraan yang diincar para penyuka hingga kolektor yang mencari  VW Kombi yang memiliki fungsi serbaguna dan cocok dibawa jalan jauh atau traveling bersama keluarga.

Semakin berumurnya VW Kombi, maka perannya pun kini berubah sesuai tuntutan jaman. Kalau dulu dipakai untuk antar-jemput hingga bawa barang, kini VW Kombi naik level menjadi kendaraan kesayangan keluarga yang bisa menjadi teman camping, andalan/favorit di kontes atau pameran, hingga touring bersama rekan komunitas.

Berangkat dari hal tersebut, founder JS Foundation dan JS Speed yang juga pemilik gerai House of Volkswagen Sentul (HOV’S), R Adi Yunadi Endjun, ingin memberikan sentuhan lain saat ia mendapat VW Kombi lansiran 1977 dalam kondisi bahan, namun cukup lengkap dan baik kondisi bodi serta sasisnya.

Hal pertama yang dilakukan, dengan menguliti habis tubuh si Kombi, dan mengganti beberapa panel bodi dan sasis yang mulai termakan karat. Semua proses restorasi bodi ini dilakukan teliti dan detail, semua nad bodi dirapihkan agar hasilnya bisa kembali semula seperti barunya.

Agar berbeda, Adi berkeinginan menghadirkan style modern di Kombinya yang klasik. Langkah restomod pun dipilih. Mengembalikan semua tampilannya ke style orisinal, namun diperkaya dengan sentuhan berbagai aksesori yang sesuai di era produksi dan yang memperkuat sentuhan modern-nya.

Usai seluruh bodi dikembalikan ke standar, Adi memilih warna putih standar bawaan Kombi. Dari literasi yang didapat, VW Kombi produksi 1977 keluar dalam 19 pilihan warna standar untuk konsumsi pasar seluruh dunia. Khusus warna putih, ada 2 pilihan warna, yakni Pastel White dan Polar White.

Untuk tipe cat orisinal bawaan pabrik, Pastel White berkode L90D. Sedangkan untuk produk cat OEM diisi Dulux  dengan kode 15521. Sedangkan satunya lagi, Polar White berkode L90A untuk cat orisinalnya, sedangkan versi Dulux-nya yang menyamai yakni bernomor seri produksi 30426.

“Saya pilih warna putih yang dikembalikan seperti aslinya. Saya memang suka Kombi berkelir putih dan biru bawaannya. Untuk yang putih ini, saya pilih pastel white karena kontur warna lebih padat dan kesan classy-nya kuat. Tidak seperti Polar White yang lebih terang,” jelas Adi.

Seperti disebut di awal, ia ingin Kombinya ini tidak tampil mainstream seperti Kombi lainnya. Ia berupaya memadukan tampilan classy dengan sentuhan modern. Trend ‘memboemi’ atau stance akhirnya dipilih dengan menyetel suspensi depan dan belakang lebih rendah.

Kontur bodi Kombi yang nge-boxy dianggap pas dengan motif pelek palang 5 bintang model replika Fuchs impor 17 inci. Paduan krom dan hitam pada spokes dan rim pelek Fuchs Style ini tampak serasi dengan kelir putih kinclong di sekujur bodi. Adapun pelek Fuchs orisinal yang akrab di Porsche memiliki diameter paling besar di 16 inci.

Sebagai aksen pemanis sekaligus menambah faktor safety, Adi juga menyematkan side-marker American Style berkelir kuning di pintu depan dan side marker merah di area fender belakang atas bumper.

Untuk interior, Adi menargetkan penampilannya seperti orinya. Warna interior sengaja dipilih hitam agar sesuai spek interior kombi di tahunnya. Semua trimming pintu, jok tiga baris, hingga dan trim bodi samping memadukan bahan semi-sintetis bermotif ‘tikar’. Tak lupa, model jahitan dan kontur jok pun dibuat mirip bawaan jok standar.

Pembenahan juga dilakukan pada sektor dashboard agar terlihat makin resik. Panel dasbor, lingkar kemudi, batang as setir kemudi hingga cover bracket batang setir dilapis cat hitam agar terlihat rapih kembali. Begitu juga dengan pedal set, turut dikelir hitam.

Perkuat kesan sporty, Adi menyematkan perangkat tachometer Autometer 4,5 inci. Lalu, tongkat persneling mengadopsi produk Gene Berg untuk akurasi dan kecepatan mengoper gigi. Terakhir agar nyaman, seluruh dek lantai dari depan hingga bagasi, dilapis karpet bulu custom yang disesuaikan dengan kontur lantai Kombi dari depan hingga bagasi.

Di sektor mesin, saat melongok ruang mesin, terlihat begitu resik dan bersih. Jauh dari imej ruang mesin VW yang selalu bernoda leleran dan percikan oli mesin. Semua dek mesin hingga ke bawah dikelir hitam. Agar makin resik, doghouse dipilih produk chrome. Sementara cover tangki, bodi sisi dalam, fender sisi dalam semuanya sewarna eksterior.

Keresikan ruang mesin juga diperkuat minimnya kehadiran sistem perkabelan di sektor ini. Filter karburator original masih menempel pada karburator standar tipe 34. Begitu pula sistem pengapian juga masih mengandalkan delco Bosch 009 vacuum yang dilengkapi cover pelindung.

Untuk mesin, sudah dilakukan overhaul mengganti komponen yang menurun kondisinya. Kesempatan overhaul ini sekaligus dimanfaatkan penggantian camshaft standar dengan Engle Cams 100 plus overbore piston menjadi 1.800cc. Tak lupa, saluran intake dilicinkan yang mempercepat laju campuran bahan bakar menuju ruang mesin.

Terakhir, Kombi 1977 ini dibikin nyaman dengan penyematan perangkat AC dengan kompresor mobil Jepangan. Udara sejuk yang diembuskan dari blower model T ini makin memberikan kenyamanan saat Adi melakukan sunmori di akhir pekan.