
HOV’S News – Keinginan untuk melengkapi koleksi House of Volkswagen Sentul (HOV’S) menjadi ‘rumahnya’ kendaraan Volkswagen (VW) klasik bermesin air-cooled (pendingin udara) terus digelorakan oleh sang pendirinya, R Adi Yunadi Endjun. Bahkan, selain koleksi VW klasik yang dimilikinya, Adi -demikian sapaan akrabnya- juga merambah dan menggemari Porsche yang juga digemarinya.
“VW dan Porsche merupakan saudara kandung dari satu keluarga salah satu merek kendaraan yang punya sejarah terbaik di masanya. Berbasis mesin yang sama dengan segmen berbeda untuk meraih pasar yang melebar. Keduanya merupakan buah tangan dingin Ferdinand Porsche,” kata Adi memulai cerita kecintaannya pada dua merek ini.
Keinginan untuk memulai bisa memiliki Porsche lawas yang ikonik, dimulai dari kepemilikan dirinya terhadap sebuah Porsche 911S lansiran 2022. Obsesinya untuk bisa memiliki Porsche pun terbayar sudah. “Sebelumnya saya pernah pesimis, sepertinya tidak mungkin bisa punya Porsche. Apalagi saat itu usaha saya juga masih biasa-biasa saja,” tutur Adi.
Berjalan seiring bertambahnya waktu, obsesi Adi tersebut mulai menampakkan hilalnya. Paralel dengan kemajuan usahanya, Adi pun bisa memiliki Porsche 911 yang berkelir kuning tersebut. Sampai di sini, seperti saat mulai mengoleksi VW klasik, keinginan dan obsesinya bertambah. Terbersit di hati, ia pun ingin memiliki sebuah Porsche model lawas yang ikonik.
Tak terduga, ketika Adi yang juga anggota Volkswagen Van Club (VVC) mengikuti touring akhir tahun VVC pada akhir Desember 2023 lalu, dirinya seperti sudah ditunjukkan jalannya oleh yang Maha Kuasa. Touring VVC dalam rangka menghadiri gelaran ‘Volkswagen Lost in Paradise’ (VLiP) yang digelar Bali Volkswagen Division (BVD) tersebut, ternyata mempertemukannya dengan model lawas Porsche yang lama diidamkannya, Porsche 356 Roadster!
“Salah satu kegiatan VVC di Bali saat itu, mengunjungi workshop Tuksedo Studio di bilangan Gianyar Bali. Tuksedo Studio ini memang dikenal sebagai workshop re-creation car dengan detail sempurna mirip kendaraan barunya. Proyeksinya memang lebih ke produk Porsche lawas. Beruntung saya bisa berkunjung ke sini,” cerita Adi.
Tak dinyana, saat kunjungan tersebut, ia dipertemukan dengan sebuah Porsche 356 Roadster Cabriolet yang sedang dalam tahap produksi. Adi yang memang antusias dengan mimpi dan obsesinya ini lantas langsung berdiskusi dengan Pudji Handoko.
“Iya saat itu Porsche 356 Roadster Cabriolet ini memang dalam tahap produksi untuk isi stok penjualan. Mobilnya sendiri meski sudah ‘jadi’ terangkai, namun belum masuk lkomponen detail di eksterior dan interiornya,” ujar Pudji. Menurutnya, stok Porsche 356 Roadster ini memang sengaja dibuat tanpa pesanan lebih dulu sebagai stok unit contoh yang dijual di workshopnya.
“Karena banyak pengunjung datang ke Tuksedo guna melihat sosok aslinya seperti apa. Nah 356 Roadster Cabrio yang diambil pak Adi ini merupakan unit yang kami bangun untuk dipamerkan dan ditunjukkan ke pengunjung atau calon konsumen yang ingin melihat sosok aslinya setelah jadi. Eh ternyata, Pak Adi datang langsung mem-booking-nya,” senyum Pudji.
Hal senada juga diungkapkan Adi. Begitu dirinya masuk Tuksedo Studio, ia seperti mendapatkan semua mimpinya terwujud dalam sekejap. Mobil yang selama ini diidamkannya, Porsche 356 Roadster Cabrio benar-benar ada hadir di depannya. Dan luar biasa rejekinya, ternyata belum ada yang memilikinya pula!
Di sinilah, tanpa berpikir panjang lagi, Adi langsung tergerak untuk mem-booking-nya kendati pengerjaannya belum selesai. “Saya langsung minta pak Pudji untuk menjadikan mobil ini untuk saya miliki. Ahamdulillah-nya, pak Pudji juga langsung mengiyakan. Ini benar-benar akan menjadi salah satu ikonik terbaik dari HOV’S,” ujar Adi.
Beruntungnya lagi, Porsche 356 Roadster Cabrio yang dipilih Adi ini mengusung warna British Racing Green, warna terfavorit Porsche 356 di masanya. “Yang dipilih pak Adi saat kami bikin ini adalah Porsche 356 tipe A yang diproduksi tahun 1955-1959. Sebelumnya sempat muncul prototype Porsche 356 No-1dan 356 Pre-A yang masih bikinan Austria dan hanya dibuat sebagai unit pre-produksi saja,” jelas Pudji.
Selanjutnya, masa produksi Porsche 356 dibagi lagi menjadi 356 B (1959-1963) dan 356 C periode produksi 1963-1965).