HOVS – Satu lagi komunitas pemilik dan penggemar VW Type 181 atau yang akrab disebut VW Safari atau VW Camat ini, resmi dideklarasikan keberadaannya di Indonesia pada Jumat (9/6/2023). Dengan wadah bernama Volkswagen Thing Club (VTC), deklarasi peresmian ini berlangsung di Blackstone Garage, Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

Volkswagen Thing Club (VTC) berisikan mobil VW jenis ‘jip’ yang berkode bodi VW Type 181/182 dengan desain bodi mengotak khas jip untuk aplikasi offroad atau multiguna. Sebutan untuk VW Type 181/182 ini ada beberapa nama.

Di Amerika populer disebut VW Thing. Nama inilah yang akhirnya dipilih sebagai nama khas klub khusus VW Safari ini yang dibidani sejumlah dedengkot penggemar VW klasik dari Volkswagen Beetle Club (VBC) dan Volkswagen Van Club (VVC).

Ide awal pembentukan wadah yang menaungi para pemilik dan penggemar VW Safari ini bermula dari cetusan respon dari para penggemar VW saat berlangsungnya ajang  owners dan komunitas pemerhati khususnya VW Thing (Safari) di Jakarta dan Indonesia.

Komunitas ini terbentuk karena animo dan respons kegiatan Jakarta Auto Classic Meet Up (JACMU) 2023 beberapa waktu lalu. Saat itu, Ketua Umum IMI Pusat yang juga Ketua MPR RI Bambang Soesatyo melihat, hampir semua klub VW klasik yang mengakomodir per model sudah ada, kecuali VW Safari yang belum terlihat secara nasional.

Untuk itu, Bamsoet, sapaan akrabnya, menilai perlunya menambah kekuatan dan silaturahmi para antusiasme pemilik mobil VW di Indonesia khususnya dari kalangan para pemilik mobil VW Thing (Safari) untuk bisa bersatu dalam wadah khusus VW Thing ini.

Alasan lain, menurut Bamsoet, keberadaan VW Safari ini justru paling dekat dan dinilai  mendukung langsung industri pariwisata Tanah Air. “Seperti kita lihat bersama, VW Safari kini menjadi sarana transportasi mengelilingi obyek wisata beken di Tanah Air dan di dunia, seperti Candi Borobudur, Prambanan, hingga obyek wisata di Bali,” tutur Bamsoet.

Ditambahkan inisiator VTC lainnya, R. Adi Yunadi Endjun, VW Safari yang dulunya kurang dilirik, kini malah berbalik faktanya. Karena format convertible yang dimilikinya, VW Safari secara pelan namun pasti mulai kembali banyak dicari penggemar VW. “Karismanya mulai naik dan layak dijadikan koleksi karena unitnya juga semakin langka,” imbuh Adi.

Dalam deklarasi VTC ini, nomor awal anggota dari 001 hingga 010 diberikan ke para pendiri atau inisiatornya. Ketua IMI Pusat dan Ketua MPR, Dr. H. Bambang Soesatyo SE, MBA sebagai pendiri klub berhak atas nomor anggota 01, diikuti founder berikutnya, Irjen Pol (P) Drs. Pudji Hartanto Iskandar MM (VTC 002), Gregory Ray Goller (VTC 003), R. Adi Yunadi Endjun (VTC 004) dan Arief Gunawan (VTC 005).

Populasi VW Safari yang tak sebanyak VW Beetle alias VW Kodok atau VW T2 alias VW Kombi, membuat eksistensinya sempat ‘terpinggirkan’ oleh para penggemar VW di Tanah Air. Padahal, model yang satu ini juga punya sejarah cukup panjang dan berliku sejak kemunculannya di dunia, tak kalah dengan tipe VW klasik lainnya.

Bagi yang kurang familiar, VW Safari ini juga dijuluki sebagai VW Camat karena dulu pernah menjadi kendaraan dinas serta operasional pejabat pemerintahan setingkat camat di Indonesia. VW Safari untuk para camat ini semuanya berkelir oranye dan mulai masuk resmi ke Indonesia pada tahun 1970-an.

Menurut Gregory Ray Goller yang juga Ketua Harian VBC ini, Volkswagen yang masuk dengan Type 181/182 “Kurierwagen” ini, sering dikenal juga dengan nama “Trekker” di Inggris. VW Thing adalah sebutannya untuk pasar Amerika Serikat. Uniknya, sebutannya sebagai VW Safari atau VW Camat di Indonesia.

VW Thing adalah hasil pengembangan dari kendaraan militer kecil yang lincah dan disebut VW Kubelwagen yang diandalkan tentara Jerman semasa Perang Dunia II. VW Thing ini diproduksi Volkswagen dari tahun 1969 hingga 1983.

Mobil ini mengambil basis VW Type 1 (Beetle) sebagai penyempurnaan sekaligus kelanjutan dari Volkswagen Kübelwagen. Khusus produksi sebelum tahun 1972, VW Thing masih dilengkapi reduction gear yang mampu melontarkan roda belakang saat terjebak lumpur, cukup dengan injakan kaget pada pedal gasnya.

Penjualan VW Thing ini sebenarnya telah distop pada tahun 1980. Mobil multiguna yang kini kembali nge-hype ini di Indonesia ini memiliki model unik dengan ciri khas atap soft-top. Kelangkaannya ditambah dengan masa produksi dan pemasarannya yang hanya ada di Indonesia untuk wilayah Asia.

Menurut Ray yang juga ditunjuk sebagai Ketua VTC, dalam program jangka pendeknya VTC akan mengkoordinir para pemilik dan pemakai Volkswagen Thing (Safari) atau Volkswagen Camat di seluruh Indonesia. Komunitas ini juga untuk sharing ilmu dan pengalaman dalam perawatan dan pemeliharaan Volkswagen Thing.

Melalui VTC, para anggotanya juga nanti bisa melakukan berbagai usaha bersama. Seperti mendirikan workshop dan service station representatif untuk memberi pelayanan yang terjamin dalam merawat dan memelihara mobil ini.

Untuk proses perekrutan anggota, VTC segera akan mengoperasikan sebuah website resmi yang salah satu kontennya berisi link registrasi anggota baru. “Sehingga mempermudah bila ada pemilik VW Safari yang ingin ikutan bergabung dari seluruh Indonesia. Karena VTC terbuka keanggotannya untuk semua wilayah di Indonesia,” pungkas Ray.